Eceran Rp 9.000 | Tambahkan |
Seorang sopir bus di kota Perth, Australia
memiliki cara menarik untuk merespons seorang
penumpan wanita yang mengomel tanpa
henti di dalam busnya. Sebagai salam perpisahan,
sebelum wanita itu turun, ia berkata bahwa wanita
itu telah meninggalkan kesan pertama yang buruk
dengan perilakunya.
Dalam berinteraksi dengan orang lain,
termasuk saat berinteraksi dengan klien, sesama
rekan kerja, atau relasi antara pimpinan dan
anak buah, rasanya sedapat mungkin kita ingin
mendapat kesan yang manis. Hal yang wajar
karena pada dasarnya manusia mengharapkan
hidup dalam perdamaian dengan orang lain.
Pertanyannya, sampai hari ini, sudahkah kita
membawa hidup kita untuk menjadi berkat dan
sedapat mungkin meninggalkan kesan yang manis
pada orang lain? Atau sebaliknya, adakah sikap
atau perilaku tertentu, yang lantas menimbulkan
kesan yang kurang baik, bahkan menjadi batu
sandungan khususnya bagi mereka yang belum
mengenal Kristus di sekitar kita?
Kiranya lewat perenungan firman sepanjang
bulan ini, dalam penyertaan Roh-Nya, kita dimampukan
menjalani hidup yang berkenan kepada
Allah, sekaligus menjadi berkat bagi orang-orang di
sekitar kita. Tuhan Yesus memberkati!
Bahasa | : | Indonesian |
Negara | : | Indonesia |
Penerbit | : | Andi Publisher |
Jumlah halaman | : | 41 |